LOUDSPEAKER
Speaker akan memberikan informasi dalam bentuk suara.
Apabila Anda mendengarkan lagu melalui komputer yang terhubung Internet dan
terhubung pada saluran pemancar radion online, maka unit keluaran yang
diperlukan adalah speaker.
Speaker berasal dari kata
speak yang artinya berbicara/mengeluarkan suara. Speaker adalah suatu alat yang
dibuat untuk menghasilkan suara yang diperintahkan oleh pemutar suara (head
unit). Pada audio kita mengenal istilah sound system, yang menurut terjemahan
dasarnya berarti sistem yang mengatur tata letak dari suara yang keluar dari
speaker. Pengaturan dan tata letak yang benar membuat keluaran sebuah audio
menghasilkan suara yang mendekati kenyataan atau aslinya Pengenalan jenis
speaker yang dimiliki membantu proses pengaturan speaker yang optimal.
Loudspeaker atau lebih sering disebut dengan speaker saja itu sudah menjadi
bagian sebuah sound system sejak pertama kali sistem tata suara itu ada. Ketika
sektor lainnya terus berkembang dengan sangat pesat, speaker seolah masih tetap
setia dengan penampilan abadinya. Masih tetap terdiri dari bagian yang itu-itu
juga. Masih menggunakan konus yang kebanyakan terbuat dari bahan sejenis
kertas. Dan masih menggunakan magnet dengan gulungan kawat tembaga di dalamnya.
Perkembangannya sendiri sepertinya juga kurang cepat. Atau bisa juga kita sebut
jauh lebih lambat bila dibandingkan perkembangan perangkat pendukung lainnya
yang sudah kian men-digital. Kalaupun ada teknologi yang berkembang seputar
speaker itu, mungkin hanyalah pada material yang digunakan untuk membuat
speaker itu sendiri, desain kotaknya, tata cara perletakannya, dan
sebagainya. Namun hal itu bukan berarti kita tidak lagi perlu mengenali sang
speaker ini secara lebih dekat. Karena kelalaian kita dalam mengenali speaker,
seringkali membuat kinerja keseluruhan sistem yang kita bangun menjadi kurang
optimal. speaker adalah ujung tombak sebuah sistem tata suara.
CARA SPEAKER BEKERJA
Sebuah speaker
memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone yang fleksibel atau
diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat dari kertas, plastik
ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada suspension.
Suspension atau surround, merupakan ratusan material yang fleksibel yang
menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.
Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil tersebut
didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah cincin dari material
yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil mendorongnya bergerak
kembali dengan bebas.
Proses coil atau lilitan
bergerak, kembali ke posisi semula dan seterusnya adalah sebagai berikut. Elektromagnet yang dihasilkan oleh bidang magnet yang
konstan yang di hasilkan oleh magnet permanent. Elektromagnet dan magnet
permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang berhubungan pada
umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada
bidang magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif
magnet permanen. Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula
arah dan gaya
tarik-menariknya . Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik secara konstan
membalikkan dorongan magnet antara voice coil dan magnet permanen. Proses
inilah yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu
coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut menggetarkan
udara di depan speaker, membentuk gelombang suara. Sinyal audio elektrik juga
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah gelombang. Frekuensi dan amplitudo dari
gelombang ini, yang merepresentasikan gelombang suara asli, mendikte tingkat
dan jarak pergerakan voice coil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi dan
amplitudo dari gelombag suara diproduksi oleh diafragma.
Rentang dari frekuensi suara
yang dapat dihasilkan oleh sebuah sistem speaker adalah antara 20 Hz- 20
KHz.Sesuai dengan rentang pendengaran manusia yaitu dari 20 Hz sampai 20
KHz.Speaker terbagi menurut fungsi dan lebar frekuensi yang dapat dimainkannya
yaitu:
1. Subwoofer/Woofer: Untuk
menghasilkar reproduksi nada rendah. Biasanya dibatasi dari 100 Hz dan di
bawahnya. Dan bilamana suatu woofer dapat mereproduksi nada bass dibawah 40 Hz
maka dapat disebut subwoofer. Biasanya ukuran dari subwoofer adalah 12, 15, 18
inci dan ukuran woofer sekitar 10, 8 inci.
2. Mid bass/ Midwoofer:
Biasanya menghasilkan frekuensi dengan rentang antara 80Hz-350Hz.Biasanya
ukuran dari midbass ini adalah dari 5 sampai 7 inci.
3. Midrange: Ukuran dari
midrange murni adalah sekitar 3-4 inci Frekuensi kerjanya adalah sekitar 350
sampai dengan 4500 Hz.
4. Tweeter adalah driver
speaker yang digunakan untuk reproduksi daerah atas dari frekuens
musik.Biasanya cakupan kerjanya adalah dari 3500 Hz sampai 20 Khz. Bentuknya bermacam-macam
menurut ukuran dan frequensi kerjanya, ukurannya antara 0,5-4 inci.
5. Super tweeter atau Ribbon
tweeter atau planar plate tweeter: adalah tweeter khusus yang berfungsi sebagai penambah bila tweeter konvensional
tidak dapat menghasilkan frekuensi tinggi (high) yang diharapkan. Biasanya
cakupan kerjanya antara 5 kHz sampai 23 kHz Bentuknya dapat bermacam-macam,
dapat berbentukpersegi panjang, pelat tipis atau tebal.
Ada beberapa sistem speaker
dengan sebutan sesuai dengan jumlah driver pada sistem tersebutyaitu Full range
speaker, Coaxial 2-3 way sistem, 2 way dan 3 way separates dan juga ada sistem
4 way dengan jumlah 4 macam speaker dengan rentang frequensi yang berbeda-beda.
Speaker/ loudspeaker adalah sarana reproduksi suara atau
musik. Speaker yang baik haruslah dapat merepro suara seperti aslinya, baik
dari segi warna suara, jangkauan nada, dll. Speaker direncanakan untuk merepro
berbagai jenis instrumen musik, suara dan segala macam bunyi-bunyian yang
semuanya itu disebut sinyal audio yang jangkauan frekuensinya antara 20 Hz –
20.000 Hz, dimana telinga manusia masih dapat mendengarnya, dan segala nada
atau suara dibawah 20 Hz atau di atas 20.000 Hz, sudah tak terdengar lagi oleh
telinga manusia. Jadi rencana pembuatan speaker haruslah diusahakan mampu
menjangkau nada serendah mungkin mendekati 20 Hz dan nada setinggi mungkin
mendekati 20.000 Hz.
Woofer biasanya berdiameter 8″ digunakan untuk nada bass, jadi perlu membatasi
frekuensi atasnya.
Untuk memperoleh suara tengah yang baik maka perlu adanya driver midrange.Driver Midrange biasanya digunakan dalam sistem speaker 3 way.
Untuk memproduksi frekuensi tinggi diperlukan tweeter dengan diameternya yang kecil.
Jenis-jenis box*speaker
1. Kotak Rapat: udara yang berada di dalm kotak berfungsi sebagai pegas
terhadap konus.
2. Kotak Celah: Pada umumnya berfungsi sebagai resonator. Mempunyai keunggulan
untuk mengontrol redaman yang ada pada speaker.
Macam-Macam*Driver
Speaker tunggal biasa disebut juga driver.
Driver lebih dari ukuran 8″ biasa untuk menangani frekuensi rendah (bas), disebut Woofer.
Driver yang digunakan untuk menangani frekuensi tinggi disebut Tweeter.
Pada sistem loudspeaker 2 way, ada ditemukan Tweeter dan Woofer.
Pada sistem loudspeaker 3 way, ada Woofer, Tweeter dan Midrange.
Menghasilkan*
Kita telah perjalanan suara dalam gelombang udara dari perubahan tekanan udara,
dan akhirnya kita mendengar suara-suara yang berlainan bergantung pada
frekuensi dan amplitudo gelombang-gelombang ini. Kita telah mengetahui bahwa
“microphone” menterjemahkan gelombang suara menjadi sinyal-sinyal listrik, yang
mana dapat diubah kedalam CD, pita, LP, dll. Alat Pemutar mengkonversi kembali
informasi yang telah disimpan menjadi sebuah rangkaian listrik untuk digunakan
pada sistem stereo.
Sebuah Speaker adalah mesin pengubah terakhir — kebalikan dari microphone.
Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi vibrasi-vibrasi
fisik untuk menghasilkan gelombang-gelombang suara. Bila sesuatu bekerja,
speaker menghasilkan getaran-getaran yang sama dengan microphone yang direkam
secara orisinil dan diubah ke sebuah pita, CD, LP, dll.
Sebuah Driver Loudspeaker 3.5 inch, menggunakan sebuah “paper cone”. Biasanya
ini digunakan pada radio-radio kecil. Low fidelity.
Kita mendengar suara yang berbeda dari objek bergetar yang berlainan karena
variasi-variasi diantaranya:
* Frekuensi gelombang suara – Sebuah frekuensi gelombang yang lebih tinggi
berarti bahwa tekanan udara berubah-rubah lebih cepat. Kita mendengar ini
seperti sebuah titi nada yang lebih tinggi. Ketika ada beberapa
perubahan-perubahan yang lebih kecil dalam suatu periode waktu, titi nada
tersebut lebih rendah.
Gelombang amplitudo ini, yang menentukan berapa kerasnya
suara. Gelombang suara dengan amplitudo lebih besar akan menggerakkan gendang
telinga kita lebih besar, dan kita mengartikannya sebagai sebuah volume yang
lebih keras.
Bagaimana Speaker*Bekerja
Dalam setiap sound sistem, kualitas utamanya berada pada sistem speaker.
Rekaman yang paling baik yang direkam pada media penyimpan dan dimainkan pada
sistem pemutar dan amplifier, akan bersuara jelek jika sistem dihubungkan pada
speaker yang jelek. Sebuah sistem speaker adalah komponen yang mengantar sinyal
elektronik yang disimpan pada media seperti CD, pita kaset dan DVD dan memutar
kembali suara aktual yang dapat kita dengar. Dalam blog ini, kita akan
menemukan secara tepat bagaimana speaker melakukan untuk ini. Kita juga akan
melihat bagaimana setiap design speaker akan berbeda beda, dan bagaimana
perbedaan ini mempengaruhi kualitas suara.
Speaker*Detector
Speaker Detector bermula dari ditemukannya sebuah Alat Deteksi
Speaker di tahun 2003 yang mampu menghasilkan Rancangan X-Over Pasif &
Volume Boks yang akurat. Kursus Audio Speaker Detector terbukti sudah
menghasilkan 300 Instalatur Audio terampil yang tersebar di seluruh Indonesia.
Grafik Respons*
Untuk merencanakan systim speaker, sangat penting bila kita memahami grafik
respon audio: frekuensi terhadap decibel/spl, frekuensi terhadap impedanse,
phase, dll. Kita tidak dapat menggambarkan bentuk sebuah bunyi, tetapi kita
bisa menggambarkan Responnya terhadapfaktor-faktor tertentu seperti terhadap
decibel. Dari grafik Impedansi terhadap Frekuensi dapat terlihat bahwa tidak
satupun dari semua woofer yang memiliki impedansi tetap pada setiap jangka
frekuensi. Impedansi mengalami puncaknya pada frekuensi 35 Hz dimana
impedansinya sbesar 20 ohm. Pada titik puncak ini dikenal sebagai Fs (frekuensi
Resonansi speaker terukur diudara bebas) dengan pengertian pada frekuensi ini
speaker (woofer) mulai beresonansi yaitu medan magnet speaker (woofer) mulai
kehilangan kendali terhadap gerakan coil suara/konus. Sama juga di titik
frekuensi 1500 Hz, dimana impedansinya adalah 6,5 ohm, semakin tinggi frekuensinya
semakin tinggi pula impedansinya. Ini biasa bagi setiap speaker (woofer) karena
induktansi coil suara, karena pada teori elektronik, setiap gulungan kawat baik
yang berinti atau tidak selain mempunyai Resistansi DC juga mempunyai
Induktansi.
Speaker/ loudspeaker adalah sarana reproduksi suara atau musik. Speaker yang
baik haruslah dapat merepro suara seperti aslinya, baik dari segi warna suara,
jangkauan nada, dll. Speaker direncanakan untuk merepro berbagai jenis
instrumen musik, suara dan segala macam bunyi-bunyian yang semuanya itu disebut
sinyal audio yang jangkauan frekuensinya antara 20 Hz – 20.000 Hz, dimana
telinga manusia masih dapat mendengarnya, dan segala nada atau suara dibawah 20
Hz atau di atas 20.000 Hz, sudah tak terdengar lagi oleh telinga manusia. Jadi
rencana pembuatan speaker haruslah diusahakan mampu menjangkau nada serendah
mungkin mendekati 20 Hz dan nada setinggi mungkin mendekati 20.000 Hz.
Mengukur impedance dapat dilakukan dengan software Arta. Setelah instalasi Arta, gunakan aplikasi Limp (Singkatan dari loudspeaker impedance) untuk set up sistem pengukuran.
Bagian yang terpenting dari Speaker Dinamik adalah:Konus, Suspensi, Kumparan suara dan Magnet.
Perubahan medan magnet di dalam speaker akan berinteraksi dengan medan konstan magnet yang menyebabkan kumparan bergerak sebagai reaksi akibat ada tidaknya arus.
Konus ikut bergerak akibat kumparan suara bergerak sehingga pada udara sekita konus akan terbentuk gelombang tekanan. Gelombang inilah yang terdengar sebagai
bunyi.
SISTEM CROSSOVER
Untuk
mendapatkan kualitas suara yang baik di gunakan sistem crossover hal ini
dilakukan untuk membagi output suara dengan jalur frekuensi yang sesuai dengan
daeah kerja speaker.
SISTEM 2 JALUR
Penggunaan speaker
elektronik yang paling sederhana adalah sistem 2 jalur atau sistem bi-amp
output suara yang dihasilkan cukup memuaskan. Keuntungannya adalah pengecilan
distorsi TIM (transient intermodulation) dan bisa menyetel bass dan treble
secara terpisah. Frekuensi peralihan dipilih 340 Hz (di atas frekuensi
resonansi asli).
Hal ini dirancang untuk
penggunaan kotak speaker kecil. Bila anda menggunakan sub woofer untuk
kanalbawah ini, dan harus diubah dibawah 100 Hz. Frekuensi resonansi untuk
kotak lebih besar 20-40 Hz, kotak sedang 40-80 Hz, kotak kecil 80 Hz keatas.
Untuk sistem 3jalur nada tengah dipisahkan dengan band pass filter. Ada beberapa kemungkinan
yang bisa diambil mengenai speaker-speaker. Pilihan pertama: SP1 woofer, SP2
mid range, SP3 tweeter. Pilihan kedua : SP1 subwoofer, SP2 midrange, SP3 super
tweeter (frekuensi peralihan di bawah 100 Hz dan di atas 15 KHz). Pilihan
ketiga : SP1 sub woofer, SP2 speaker lengkap (woofer, mid range, tweeter dengan
cross over pasif), SP3 super tweeter. Ada
juga yang 4 jalur (2 tweeter, midrange, woofer).
Jenis speaker itu sendiri
dapat dibagi lagi dalam 3 jenis berdasarkan kelompok besarnya, yaitu :
1.
Speaker Dual Cone
Jenis speaker ini memiliki kualitas suara yang sangat standar, bentuknya
dilengkapi dengan dua buah konus. Biasanya speaker jenis ini sudah digunakan
sebagai speaker standar. Speaker jenis ini juga bisa disebut sebagai speaker
full range karena memang mampu menghasilkan rentang frekuensi yang luas, namun
tidak maksimal.
2.
Speaker Coaxial
Speaker
jenis ini memiliki desain dengan posisi woofer, midrange ataupun tweeter yang menyatu dalam satu poros. Speaker coaxial pun memiliki jenis 2 way
(tweeter , woofer), 3 Way (tweeter, midrange, woofer) dan ada juga yang 4 way
(2 tweeter, midrange, woofer)
3.
Speaker Split / Speaker Component
Jenis speaker ini dilengkapi dengan midbass, midrange, tweeter yang terpisah-pisah untuk dijadikan dalam satu set sistem speaker.
1 set speaker split juga dilengkapi dengan perangkat elektronik
bernama crossover passive yang berfungsi untuk memila-milah atau membagi
frekuensi suara agar tweeter, midrange dan midbass mendapat frekuensi yang
sesuai dengan kemampuannya. Jenis ini dapat terbagi lagi dalam 1 set jenis 2
way (Midbass, Tweeter), 3 Way (Midbass, Midrange, Tweeter). Jenis ini adalah
yang paling baik untuk mendapatkan kualitas suara paling bagus, karena
posisinya yang juga dapat diposisikan secara terpisah-pisah. Dari segi kualitas
outputnya, jenis speaker terbagi dalam 3 kategori, yaitu :
-
Low-end,
-
Mid-end
dan
-
High-end.
Low-end
Speaker
Speaker kelas
ini memiliki kualitas suara (output) yang lebih rendah dibandingkan dengan dua kategori lainnya. Kelebihan dari jenis speaker ini adalah desain dan warnanya yang cukup menarik. Para
pemula audio yang masih mencari–cari speaker yang suaranya pas di telinga
biasanya membeli jenis ini. Karakter dasar low-end speaker yang menjadi
kelemahannya adalah nada treblenya yang terlalu tinggi, suara midrange yang
cempreng ( tidak ada nada rendah ) dan mudah mengalami distorsi. Jenis speaker
ini dipasarkan dengan harga ekonomis yang terjangkau oleh masyarakat umumnya.
Mid-end
Speaker
Kualitas
suaranya yang lebih natural membuat jenis speaker ini lebih enak didengar, dibandingkan dengan mendengar low-end speaker. Hasil suaranya
terdengar lebih dalam, nada tinggi treble lebih baik sehingga lebih balance dan
pembagian frekuensinya lebih detail. Salah satu faktor utama yang meningkatkan
kualitas suaranya adalah penggunaan bahan yang digunakan untuk membentuk
speaker kelas mid-end. Kemasannya juga lebih rapih dan eksklusif. Oleh sebab
itu, harga mid-end speaker biasanya lebih mahal dibandingkan dengan speaker
kategori low-end.
High-end
Speaker
High-end
speaker digemari oleh para pecinta audio yang biasanya setia hanya terhadap
jenis dan warna lagu tertentu saja dan juga oleh para maniak audio yang lebih
mencintai perangkat audio dan hasil keluarannya ketimbang jenis musik yang
dihasilkan. Karakter suara dari jenis high-end speaker sangat natural dengan
separasi, imaging dan kedalaman yang tepat. Frequency response speaker, selain
juga power handling, adalah faktor utama penghasil kualitas suara yang super
tersebut. Dengan menggunakan alat tes, grafik frekuensinya jauh lebih flat dan
smooth. Oleh karena itu, suara yang dihasilkanpun sangat hidup, tidak hanya
lagu atau musiknya saja namun juga emosi dan penjiwaan dari pemain musik dan
penyanyi sangat terasa di telinga, layaknya seperti menyaksikan langsung sebuah
live concert. Speaker high-end umumnya memakai bahan bermutu tinggi seperti
misalnya keramik yang diberi lapisan, polypropylene, Kevlar hingga diamond
(tweeter keluaran Accutone Diamond). High-end speaker biasanya tidak begitu
mementingkan bentuk dan desain. Sehubungan dengan kualitas bahan dan output
speakernya yang super tinggi, harga speaker high-end pun jauh lebih tinggi dari kedua kelas sebelumnya.
Untuk Model A
1.
18" (sub Low), 15" (Low) dan 12" (Mid), + Horn Tweeter (High)
2. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 10" (Mid) + Horn Tweeter
3. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 12 (Mid High)",
4. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 10" (Mid)
Untuk Model B
2. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 10" (Mid) + Horn Tweeter
3. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 12 (Mid High)",
4. 18" (sub Low), 15" (Low) dan 10" (Mid)
Untuk Model B
1.
15" (Low), 12" (Mid) + Horn Tweeter (High)
2. 15" (Low), 12" (Mid High)
3. 15" (Low), 10" (Mid) + Horn Tweeter (High)
4. 15" (Low), 10" (Mid)
2. 15" (Low), 12" (Mid High)
3. 15" (Low), 10" (Mid) + Horn Tweeter (High)
4. 15" (Low), 10" (Mid)