Part 2
1. Apa yang Dimaksud Dengan Equalizer
Equalizer adalah alat yang dapat digunakan untuk menyamakan suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti suara aslinya. Banyak orang salah mengartikan fungsi equalizer, mereka menggunakannya untuk mengangkat frekuensi-frekuensi tertentu yang sebenarnya tidak perlu diangkat, atau bahkan mengurangi frekuensi-frekuensi tertentu yang tidak perlu dikurangi. Mengapa demikian? Sebenarnya equalisasi sangat tergantung dari rasa seni seseorang dan respon telinga orang yang mengoperasikan peralatan sound system.
Supaya kita dapat men-eq system dengan baik, maka sebelum kita menggunakannya kita perlu memahami kerja eq terlebih dahulu. Parameter apa saja yang dapat kita ubah pada equalizer? Tombol apa saja yang terdapat pada equalizer? Dan bagaimana cara menggunakannya? Inilah pertanyaan yang akan dilemparakan orang ketika akan menggunakan equalizer, tombol-tombol tersebut adalah :
- Gain
/ level, adalah tombol yang
digunakan untuk menambah atau mengurangi frekuensi yang kita inginkan.
- Low
pass / High pass, adalah
tombol yang digunakan menghilangkan frekunsi-frekuensi di bawah atau di
atas frekuensi yang kita set.
- Q
/ Bandwidth, adalah tombol
yang digunakan untuk memperlebar atau mempersempit kurva equalizer.
- Frequency, mengubah frekuensi sehingga mencapai frekuensi
yang kita inginkan.
- Volume
gain / make up gain, adalah
tombol yang digunakan untuk menambah atau mengurangi level suara yang
keluar dari equalizer.
1.1. Parametrik equalizer
Kurva equalizer ini dapat kita geser dan ubah bentuk kurvanya, dengan kata lain semua parameter (ukuran) yang ada dapat kita ubah. Parameter yang dapat kita ubah adalah:
- Gain, untuk mengurangi atau menambah kurva parametrik
yang kita inginkan, besarnya diukur dalam dB.
- Q, adalah besaran yang digunakan untuk memperlebar
atau mempersempit kurva parametrik sesuai dengan yang kita inginkan,
besarannya pada umumnya menggunakan skala 0,1 hingga 10.
- Frekuensi, frekuensi pada equalizer parametrik dapat kita
geser hingga mencapai frekuensi yang kita inginkan.
Bentuk kurva pada parametrik equalizer ada 2 :
Shelving
Bentuk kurva ini memiliki puncak pada bagian akhir frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi dari spektrum frekuensi yang kemudian mendatar hingga akhir frekuensi. Seperti hi-shelving, akan mengangkat puncak frekuensi 12 kHz, dan low-shelving akan mengangkat frekuensi 80 Hz pada umumnya. Beberapa eq menyediakan fasilitas untuk kita dapat mengubah frekuensi pada puncak kurva.
Bentuk kurva pada equalisasi
ini adalah seperti lonceng, pada umumnya parametrik murni akan menggunakan
bentuk equalisasi ini.
Variable Q,
bentuk kurva grafik eq ini tidak tetap, tergantung dari berapa bayak kita
mengangkat gain.
1.1. Filter
Pada umumnya orang tidak memasukkan filter sebagai jenis equalizer oleh karena cara kerjanya yang mirip dengan crossover. Tetapi menurut saya filter dapat pula membantu kita mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan, sehingga dapat pula kita masukkan sebagai salah satu jenis equalizer.
Contoh dari eq ini adalah switcable highpass dan switcable lowpass, Highpass filter sangat berguna untuk mengurangi suara pop pada microphone. Sedangkan lowpass dapat membantu kerja driver suara tinggi agar tidak bekerja berlebihan sebagai akibat frekuensi tinggi yang sebenarnya tidak terdengar, tetapi merusak.
Ruangan akan menjadi pembatas kita dalam meng-eq system, setiap ruang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Jangan sekali-kali kita menyama ratakan setiap ruangan, dan mengidolakan suatu bentuk setting eq. Jangan mimpi suara rendah dapat keluar dari speaker pada ruangan yang penjangnya 4m, karena panjang gelombang suara rendah tidak dapat beresonansi dengan baik. Atau sebaliknya kita berharap suara rendah sub dapat terdengar dari jarak puluhan meter dengan jelas, karena daya rambat suara rendah yang terbatas.
Permasalahan utama di dalam ruangan adalah geometri ruangan itu sendiri (ukuran), baik jumlah jendela, luas dinding, dan di mana letak benda-benda tersebut. Meng-eq di dalam ruangan perlu berhati-hati oleh karena pantulan dapat mengaburkan frekuensi mana yang seharusnya kita ubah.
2.2. Letak speaker
Jangan bermimpi mendengar suara sub yang solid jika kita menaruhnya di kiri dan kanan panggung. Suara rendah mutlak harus berasal dari satu sumber. Peletakkan yang berpencar akan mengakibatkan efek yang disebut power alley (lorong tenaga). Equalizer dapat menolong? Tentu saja tidak, bahkan menambah besar jarak antar lorong tenaga tersebut
2.3. Tidak seragamnya waktu tempuh antar komponen speaker
Ini adalah ilmu yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980an, hanya saja peralatan pendukungnya pada saat itu masih sangat mahal. Saat ini dengan kemajuan komputer dan harga komputer dan software-nya semakin murah, membuat peralatan digital pendukung penyetelan speaker semakin murah pula, sehingga kenyamanan orang mendengar speaker bersuara rapih semakin bertambah.
Mengapa waktu tempuh antar komponen berbeda, ini cerita yang cukup panjang yang akan kita bahas dilain waktu. Hanya saja jika kita meng-eq sistem yang tidak di seragamkan waktu tempuh antar komponen speaker maupun antar speaker, ini merupakan usaha yang sia-sia, karena sistem anda tetap berisik dan suaranya tetap berbalap-balapan.
2.4. Kabel (jenis dan panjang kabel)
Orang bule saja tidak percaya kalau kabel dengan merek, jenis, dan panjang yang berbeda akan menghasilkan suara yang berbeda. Saya belajar perkabelan sejak hampir 10 tahun lalu, dan saya temukan beragam respon kabel dan beragam pula hasilnya. Kita tidak perlu meng-eq sistem kita terlalu banyak apabila manajemen kabel kita baik, gunakan hanya kabel yang memang sesuai untuk kebutuhannya.
2.5. Karakter alat
Setiap alat memiliki karakter suara yang berbeda-beda, jangan berharap ala-alat murah dapat di equalizer menjadi baik. Mohon diingat bahwa semua alat sound memiliki karakter suara yang berbeda-beda dan tidak semua produk memiliki suara yang baik.
Penyimpangan fasa justru terjadi sebagai akibat terlalu kita terlelu banyak meng-eq, atau bahkan menggunakan kabel unbalance yang sangat panjang.
2.8. Jarak posisi anda mendengar dari speaker
Jarak kita mendengarkan speaker akan mempengaruhi penilaian telinga kita terhadap apa yang akan kita eq. Ingat bahwa di udara juga terjadi hambatan.
2.9. Umur speaker
Saya pernah bersam-sama Sony dan Thomas mendemokan speaker di BATS di hotel Shangrila diJakarta
3 tahun yang lalu. Produk tersebut sudah terkenal dengan suaranya yang cukup
kencang tapi masih enak untuk didengar. Ternyata waktu kami pasang suaranya
agak kasar dan Sony pun heran “……. biasanya suara suaranya tidak begini nih!”.
Kejadian yang sama terulang ketika saya memasang speaker dengan merek yang sama
untuk OB Van radio Dahlia, ketika kami coba suara yang sama kembali terdengar,
kami mencoba meng-eq-nya dengan susah payah. Saya baru teringat bahwa speaker
tersebut baru saja kita keluarkan dari
dalam dusnya, he, he, he, ……speaker ada indreyen-nya juga ya. Tidak mungkin
keluar dari dus kita harapkan suaranya jadi bagus. Masalah ini kita bahas lain
waktu.
2.10. Suhu dan kelembaban
Jangan berharap kita dapat meng-eq di ruangan yang tidak konstan suhu dan kelembabannya. Mengapa? Pada suhu rendah suara tinggi dan rendah akan terdengar lebih kuat dibandingkan dengan pada suhu tinggi, ini disebabkan pada suhu tinggi kelembaban akan bertambah. Bertambahnya kelembaban akan menambah pula hambatan bagi suara di udara.
Jangan sekali-kali meng-eq dalam kondisi suhu ruangan yang panas atau ac belum dinyalakan. Karena pada saat ac dinyalakan suhu udara akan turun dan suara tinggi akan kembali terdengar dengan jelas.
2.11. Respon telinga operator sendiri
Banyak operator memiliki selera sendiri, bahkan tidak sedikit operator bahkan pemain musik digereja menyetel eq 1/3 oktaf mereka seperti “disco smile”. Kedua ujung frekuensi eq diangkat dan semakin menurun pada bagian tengahnya. Jika operator sound memilih menyetel dengan seleranya sendiri, sebaiknya operator tersebut belajar mendengar suara “standard” yang baik.
Interaksi antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar diselesaikan. Jalan keluarnya adalah hanya dengan memposisikan kembali speaker ketempat yang seharusnya.
1.1.
Grafik
Equalizer
Equalizer yang hanya dapat kita
tambah dan kurangi pada frekuensi yang sudah ditetapkan oleh pabrik, biasanya berdasarkan besarnya oktav. Yang umum beredar di pasaran adalah 1/3 oktav (31
titik frekuensi) dan 2/3 oktav (15 titik frekuensi). Grafik equalizer dapat
kita bagi dalam beberapa jenis.
Constant Q,
bentuk kurva (Q) grafik eq ini tetap walaupun gain hanya di ubah sedikit
ataupun banyak
Bandpass filter parameter, bentuk kurva tetap dan gain tetap hanya frekuensi
yang dapat kita geser.
Perfect Q,
adalah grafik eq analog tapi diproses secara digital, mirip dengan constant Q
hanya lebih akurat.
Pada umumnya orang tidak memasukkan filter sebagai jenis equalizer oleh karena cara kerjanya yang mirip dengan crossover. Tetapi menurut saya filter dapat pula membantu kita mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan, sehingga dapat pula kita masukkan sebagai salah satu jenis equalizer.
Contoh dari eq ini adalah switcable highpass dan switcable lowpass, Highpass filter sangat berguna untuk mengurangi suara pop pada microphone. Sedangkan lowpass dapat membantu kerja driver suara tinggi agar tidak bekerja berlebihan sebagai akibat frekuensi tinggi yang sebenarnya tidak terdengar, tetapi merusak.
1.2. Kegunaan dari Equalizer
Sekali lagi jangan kita salah langkah dalam
menggunakan equalizer, karena itu harus kita memahami apa saja kegunaan dari equalizer.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari kegunaan equalizer :
- Mengurangi
feedback.
- Menambah
frekuensi yang kita inginkan pada saat sistem bersuara kecil, dan
mengurangi frekuensi yang tidak kita inginkan pada saat kita mengangkat
volume / gain lebih keras.
- Membantu
respon ruangan terhadap suara, setiap ruang tidak memiliki respon yang
sama terhadap suara. Walaupun kita memasang speaker dan peralatan yang
sama dengan tempaat lain.
- Side
chain / dynamic equalizer.
- Memperbaiki
kerja speaker.
1.3. Berpikir Dua kali sebelum meng-eq system
Orang
cenderung menggunakan equalizer sebagai dewa penyelamat, mereka sangat berharap
equalizer dapat menyelesaikan masalah mereka. Tidak jarang sound engineer membeli equalizer yang harganya puluhan juta! Hanya karena sugesti bahwa alat tersebut dapat
membantu mereka menyelesaikan masalah yang terjadi dengan sistem mereka. Saya
adalah orang yang paling anti menggunakan equalizer, sebelum masalah-masalah di bawah
ini selesai terlebih dahulu :
2.1. RuanganRuangan akan menjadi pembatas kita dalam meng-eq system, setiap ruang memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Jangan sekali-kali kita menyama ratakan setiap ruangan, dan mengidolakan suatu bentuk setting eq. Jangan mimpi suara rendah dapat keluar dari speaker pada ruangan yang penjangnya 4m, karena panjang gelombang suara rendah tidak dapat beresonansi dengan baik. Atau sebaliknya kita berharap suara rendah sub dapat terdengar dari jarak puluhan meter dengan jelas, karena daya rambat suara rendah yang terbatas.
Permasalahan utama di dalam ruangan adalah geometri ruangan itu sendiri (ukuran), baik jumlah jendela, luas dinding, dan di mana letak benda-benda tersebut. Meng-eq di dalam ruangan perlu berhati-hati oleh karena pantulan dapat mengaburkan frekuensi mana yang seharusnya kita ubah.
2.2. Letak speaker
Jangan bermimpi mendengar suara sub yang solid jika kita menaruhnya di kiri dan kanan panggung. Suara rendah mutlak harus berasal dari satu sumber. Peletakkan yang berpencar akan mengakibatkan efek yang disebut power alley (lorong tenaga). Equalizer dapat menolong? Tentu saja tidak, bahkan menambah besar jarak antar lorong tenaga tersebut
2.3. Tidak seragamnya waktu tempuh antar komponen speaker
Ini adalah ilmu yang dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980an, hanya saja peralatan pendukungnya pada saat itu masih sangat mahal. Saat ini dengan kemajuan komputer dan harga komputer dan software-nya semakin murah, membuat peralatan digital pendukung penyetelan speaker semakin murah pula, sehingga kenyamanan orang mendengar speaker bersuara rapih semakin bertambah.
Mengapa waktu tempuh antar komponen berbeda, ini cerita yang cukup panjang yang akan kita bahas dilain waktu. Hanya saja jika kita meng-eq sistem yang tidak di seragamkan waktu tempuh antar komponen speaker maupun antar speaker, ini merupakan usaha yang sia-sia, karena sistem anda tetap berisik dan suaranya tetap berbalap-balapan.
2.4. Kabel (jenis dan panjang kabel)
Orang bule saja tidak percaya kalau kabel dengan merek, jenis, dan panjang yang berbeda akan menghasilkan suara yang berbeda. Saya belajar perkabelan sejak hampir 10 tahun lalu, dan saya temukan beragam respon kabel dan beragam pula hasilnya. Kita tidak perlu meng-eq sistem kita terlalu banyak apabila manajemen kabel kita baik, gunakan hanya kabel yang memang sesuai untuk kebutuhannya.
2.5. Karakter alat
Setiap alat memiliki karakter suara yang berbeda-beda, jangan berharap ala-alat murah dapat di equalizer menjadi baik. Mohon diingat bahwa semua alat sound memiliki karakter suara yang berbeda-beda dan tidak semua produk memiliki suara yang baik.
2.6. Banyaknya microphone yang terbuka (NOM = number of open microphone)
Harap diingat pada saat meng-eq feedback bahwa setiap
bertambahnya 1 buah microphone akan menambah 3 dB pada gain system. Semakin
banyak microphone yang berbunyi akan semakin besar pula kemungkinan feedback…!!!!!
2.7. Penyimpangan fasa (phase shifting)Penyimpangan fasa justru terjadi sebagai akibat terlalu kita terlelu banyak meng-eq, atau bahkan menggunakan kabel unbalance yang sangat panjang.
2.8. Jarak posisi anda mendengar dari speaker
Jarak kita mendengarkan speaker akan mempengaruhi penilaian telinga kita terhadap apa yang akan kita eq. Ingat bahwa di udara juga terjadi hambatan.
2.9. Umur speaker
Saya pernah bersam-sama Sony dan Thomas mendemokan speaker di BATS di hotel Shangrila di
2.10. Suhu dan kelembaban
Jangan berharap kita dapat meng-eq di ruangan yang tidak konstan suhu dan kelembabannya. Mengapa? Pada suhu rendah suara tinggi dan rendah akan terdengar lebih kuat dibandingkan dengan pada suhu tinggi, ini disebabkan pada suhu tinggi kelembaban akan bertambah. Bertambahnya kelembaban akan menambah pula hambatan bagi suara di udara.
Jangan sekali-kali meng-eq dalam kondisi suhu ruangan yang panas atau ac belum dinyalakan. Karena pada saat ac dinyalakan suhu udara akan turun dan suara tinggi akan kembali terdengar dengan jelas.
2.11. Respon telinga operator sendiri
Banyak operator memiliki selera sendiri, bahkan tidak sedikit operator bahkan pemain musik digereja menyetel eq 1/3 oktaf mereka seperti “disco smile”. Kedua ujung frekuensi eq diangkat dan semakin menurun pada bagian tengahnya. Jika operator sound memilih menyetel dengan seleranya sendiri, sebaiknya operator tersebut belajar mendengar suara “standard” yang baik.
Interaksi antara ruangan dan suara dari speaker adalah kasus yang sukar diselesaikan. Jalan keluarnya adalah hanya dengan memposisikan kembali speaker ketempat yang seharusnya.
4.
Kesimpulan
Agar dalam meng-eq system, dapat memperoleh hasil yang
baik dan maksimal, maka kita harus mampu menemukan masalah dalam sistem kita
yang belum seimbang / harus di-eq. Memang eq dapat membantu mengurangi beberapa
titik feedback dan sedikit membantu respon speaker terhadap ruangan.