EQUALIZER
Part 1
Equalizer secara umum dapat dibagi dua, yaitu Graphic dan Parametric.
Part 1
Equalizer secara umum dapat dibagi dua, yaitu Graphic dan Parametric.
Graphical EQ banyak dipakai pada Equalizer rumahan, sedangkan yang banyak kita pakai dalam dunia audio engineering adalah parametric EQ.
Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:
- Center frequency : Frequency tengah yang ingin anda cut / boost (potong / tambah)
- Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB
- Q Factor : Lebar atau sempit nya bandwith dari frequency yang di cut / boost
Q factor: semakin tinggi angka nya, semakin sempit frequency yang terkena. Semakin rendah Q nya, semakin lebar frequency yang kena.
Selain Bell Shape EQ yang dapat kita tentukan Q nya, kita mengenal juga yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center frequency tidak lagi relevan. Sebagai ganti nya f di deskripsikan sebagai cut-off frequency, dan g adalah slope nya.
Low Shelf EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan terkena boost / cut
High Shelf EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan terkena boost / cut
High Pass EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.
Low Pass EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.
EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya, pada saat merekam suatu suara, baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk tidak meng EQ nya terlebih dahulu. Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik pada saat merekam. Mungkin dengan merubah letak microphone, mengganti microphone nya, atau alat musik nya. Yang harus diingat, anda tak dapat mem boost/cut apa yang tidak ada dari awal nya.
Low Cut Filter: Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak dekat. Karena ada nya proximity Effect, juga menjaga getaran2 spt dari kaki, AC, dll nya.
Apabila anda terpaksa meng EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah posisi microphone atau men tune alat musik anda untuk mendapatkan sound yang diinginkan.Apabila anda kebagian job mixing sementara orang lain yang men track nya, maka anda mau tak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam hal inicobalah untuk menghindari penggunaan lebih dari 9 dB. Penggunaan EQ, terutama saat mem boost nya, memiliki efek samping yaitu phase shifting. Lebih baik utk meng cut, karena efek samping nya tidak sebesar mem boost.
Gunakan "cut" utk menghilangkan frequency yg bermasalah atau membuat sound menjadi lebih baik. Gunakan "boost" utk merubah warna dari sound.
Natural EQ
Asli nya di alam, frequency yang ber energy rendah adalah high frequency. Jadi nya pada jarak yang jauh, yang pertama kali hilang adalah high frequency nya. Sebagai contoh: Apabila kita mendengar suara drum dari ruangan sebelah, suara kick drum ( low frequency )dapat menembus tembok karena memiliki energy lebih dibandingkan dengan suara cymbal ( High Frequency ). Teori ini kita pergunakan sewaktu mixing dan ingin membuat beberapa instrument terdengar lebih jauh.
Penggunaan EQ
Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari awal nya. Ingatlah bahwa anda tak dapat meng-cut atau boost frequency yang tidak ada dari awal nya. Sebagai contoh, apabila seseorang menaruh bantal diantara beater kick drum dan microphone, maka bagaimanapun anda mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound yang diinginkan.
Jangan meng EQ instrument utk menjadikan nya terdengar enak dalam solo, tetapi bagaimana membuat instrument itu terdengar baik di dalam mix. Contoh nya: Full Range gitar solo terdengar enak waktu solo, tapi mungkin akan menabrak instrument lain nya dalam mix.
EQ biasa digunakan untuk:
- Merubah warna dari sound
- Memisahkan dua instrument yang frequency nya bertabrakan
- Menyingkirkan frequency kotor yang mengganggu
- Mastering
Frequency dapat dibagi atas:
- Very Low yaitu dari sekitar frekuensi 80 Hz kebawah s/d 20 Hz
- Low sekitar frekuensi 80 Hz - 350 Hz
- Low Midrange sekitar frekuensi 350 Hz - 2 kHz
- High Midrange sekitar frekuensi 2 kHz - 6 kHz
- High sekitar frekuensi 6 kHz keatas s/d 20 KHz
Penggunaan EQ untuk pemula:
- G (Gain) nya tidak melebihi 9 dB
- Q ( Quality) nya berkisar sekitar 1.5
- Frequency dibawah 150 Hz gunakan Low Shelf EQ
- Frequency diatas 8 kHz gunakan High Shelf EQ
Apabila mungkin cobalah untuk mixing tanpa mempergunakan terlalu banyak EQ.
Selain lebih hemat waktu, juga sound yang dihasilkan akan jauh terdengar lebih natural. Cobalah untuk terlebih dulu mixing sebaik-baik nya dengan hanya mengatur volume fader dan reverb. Mungkin sekali anda akan merasakan hasil yang natural dan terbuka (lebar).
Panduan Dasar Equalizer / Basic EQ Guide
1. Bass guitar
Tambah / Boost pada Frequency 100-200 Hz :: add body
Tambah / Boost 500-800 Hz :: raspy sound
Tambah / Boost 700-1000 Hz :: fill out thin sound
Tambah / Boost 2-5 kHz :: add impact & an edge
Potong / Cut 4-5 kHz :: eliminate pick noise
2. Drums
Boost 80-250 Hz :: add fullness
Cut 300-500 Hz :: clean up the sound
Boost 5 kHz :: add crispness
3. Kick
Boost 50-80 Hz :: depth & rounded sound
Boost 250 Hz :: fullness
Cut 200-400 Hz :: improve clarity
Cut 400-600 Hz :: more open sound
Boost 2.5-10 kHz :: beater sound & attack transient
4. Snare Boost 100-130 Hz :: add fullness
Boost 250 Hz :: add warmth
Boost 3-6 kHz :: snap
Boost 8-10 kHz :: add crispness & attack
Cut 12 kHz :: warmer sound
5. Toms
Boost 20-120 Hz :: add fullness (floor toms)
Boost 240 Hz :: add fullness (rack toms)
Boost 5 kHz :: attack
Boost 4-8 kHz :: add presence
Boost 10+ kHz :: add air
6. Hi-hat Boost 200 Hz :: clank sound
Cut 150 Hz :: clean up the sound & minimize effects
Boost 10 kHz :: adds "sheen"
7. Cymbals Boost 200 Hz :: clank sound
Cut 1-2 kHz :: clean up clankiness
Boost 5-10 kHz :: shimmer
1. Bass guitar
Tambah / Boost pada Frequency 100-200 Hz :: add body
Tambah / Boost 500-800 Hz :: raspy sound
Tambah / Boost 700-1000 Hz :: fill out thin sound
Tambah / Boost 2-5 kHz :: add impact & an edge
Potong / Cut 4-5 kHz :: eliminate pick noise
2. Drums
Boost 80-250 Hz :: add fullness
Cut 300-500 Hz :: clean up the sound
Boost 5 kHz :: add crispness
3. Kick
Boost 50-80 Hz :: depth & rounded sound
Boost 250 Hz :: fullness
Cut 200-400 Hz :: improve clarity
Cut 400-600 Hz :: more open sound
Boost 2.5-10 kHz :: beater sound & attack transient
4. Snare Boost 100-130 Hz :: add fullness
Boost 250 Hz :: add warmth
Boost 3-6 kHz :: snap
Boost 8-10 kHz :: add crispness & attack
Cut 12 kHz :: warmer sound
5. Toms
Boost 20-120 Hz :: add fullness (floor toms)
Boost 240 Hz :: add fullness (rack toms)
Boost 5 kHz :: attack
Boost 4-8 kHz :: add presence
Boost 10+ kHz :: add air
6. Hi-hat Boost 200 Hz :: clank sound
Cut 150 Hz :: clean up the sound & minimize effects
Boost 10 kHz :: adds "sheen"
7. Cymbals Boost 200 Hz :: clank sound
Cut 1-2 kHz :: clean up clankiness
Boost 5-10 kHz :: shimmer
8. Overheads
Cut 100 Hz :: clean up the sound
Boost 10+ kHz :: add air & sheen
9. Acoustic guitar
Boost 80-120 Hz :: low end
Boost 250 Hz :: add body
Boost 2.5-5 kHz :: clarity & punch
Cut 80-100 Hz :: clean up the sound & aid
Boost 7 kHz :: presence (for lead acoustic)
10. Electric guitar
Boost 240 Hz :: fullness
Boost 2.5 kHz :: bite & presence
Cut 100 Hz :: clean up the boominess
Boost 125-250 Hz :: add warmth
Boost 2.5-4 kHz :: bring out rhythm guitar & emphasize the attack
Boost 4-6dB 5 kHz :: bite & presence (lead guitar)
11. Horns (alat music tiup)
Boost 120-240 Hz :: fullness
Boost 5-7.5 kHz :: become shrill
Boost 300-400 Hz :: fatten the sound
Cut 1-3.5 kHz :: harshness
Boost 6-10 kHz :: high-end
12. Piano
Boost 80-150 Hz :: low-end emphasis
Cut 250-350 Hz :: reduce boom
Boost 2.5-5 kHz :: add presence, attack & honky-tonk sound
13. Violin / Biola
Boost 250 Hz :: fullness
Cut 1-3.5 kHz :: harshness
Cut 7.5-10 kHz :: scratchiness
14. Vocals
Boost 120 Hz :: fullness
Boost 200-250 Hz :: boom
Boost 5 kHz :: presence
Boost 7.5-10 kHz :: sibilance
Boost 2.5-3.5 kHz :: lead vocals
Boost 6-10 kHz :: lead vocals
Rujukan dari David Miles Huber & Philip Williams
"Professional Microphone Techniques"
15. Electric guitar
Boost 100 Hz :: more bottom
Cut 300-500 Hz :: eliminate some of the nasal quality
Boost 700 Hz :: throaty & woodsy sound
Boost 1 kHz :: more edge
Boost 3 kHz :: more bite
Boost 5-10 kHz :: more brighter
16. Kick
Boost 60/100 Hz :: more bottom end
Cut 300-700 Hz :: eliminate the box like sound
Boost 1-3 kHz :: more attack
17. Snare
Boost 2dB 100 Hz :: more bottom end
Cut 300-700 Hz :: eliminate the box like sound
Boost 2-6dB 5-10 kHz :: brighten up the top end
18. Bass guitar
Boost 100 Hz :: fatten the bottom
Boost 2.5 kHz :: more bite
19. Acoustic guitar
Cut 100-300 Hz :: clean up the boominess
Boost 8-10 kHz :: add some "silk"
Boost 700-1200 Hz :: more woodsy
20. Toms
Boost 2dB 100 Hz
Cut 4dB 300-700 Hz
Boost 2dB 5+ kHz
21. Piano
Boost 8-10 kHz :: top end
Boost 4-5 kHz :: add a little definition
Dasar pembuatan sebuah EQ adalah frekuensi yang dibuat berkisar antara 20 Hz – 20 kHz, dimana rentang frekuensi ini adalah frekuensi yang dapat diterima oleh pendengaran manusia. Frekuensi yang berada di bawah atau di atas rentang frekuensi tersebut tidak dapat didengarkan manusia.
Dari pengertian di atas EQ dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Dari pengertian di atas EQ dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Graphic EQ
EQ ini terdiri dari beberapa slider (seperti fungsi fader volume pada mixer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, dapat dinaikkan atau diturunkan) mulai dari 10, 15 atau 31 buah. Masing-masing slider ini memiliki indikator frekuensi yang dapat dinaikkan (boost) atau diturunkan (cut) sama seperti sebuah grafik.
Fitur yang pertama yang sering disertakan dalam grafik EQ ini adalah Range,
EQ ini terdiri dari beberapa slider (seperti fungsi fader volume pada mixer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, dapat dinaikkan atau diturunkan) mulai dari 10, 15 atau 31 buah. Masing-masing slider ini memiliki indikator frekuensi yang dapat dinaikkan (boost) atau diturunkan (cut) sama seperti sebuah grafik.
Fitur yang pertama yang sering disertakan dalam grafik EQ ini adalah Range,
Biasanya terdapat 2 knob yang bertuliskan angka 12 atau 15 dB dan 6 dB. Fungsi dari knob 12 atau 15 dB ini sering dipakai untuk menyiasati teknik ekualisasi untuk aplikasi monitor speaker dan knob 6 dB sering dipakai untuk teknik ekualisasi yang lebih soft untuk aplikasi speaker utama.
Fitur kedua adalah HPF atau sering disebut High Pass Filter.
Fitur kedua adalah HPF atau sering disebut High Pass Filter.
Fungsinya sama dengan fitur HPF yang ada pada mixer.
Yang ketiga adalah LPF atau sering disebut Low Pass Filter,
Yang ketiga adalah LPF atau sering disebut Low Pass Filter,
Atau yang juga sering disebut High Cut. Knob ini biasanya memotong rentang frekuensi antara 8 – 10 kHz.
Berikutnya adalah knob Bypass.
Sesuai dengan namanya knob ini sering digunakan untuk mengetahui perbandingan antara sistem yang menggunakan EQ dan sistem yang tidak menggunakan EQ.
Terakhir adalah Master Volume,
Yang berfungsi untuk mengontrol seluruh level frekuensi dari sebuah sinyal.
Parametric EQ
Jenis EQ yang kedua adalah Parametric EQ, yang terdiri dari hanya beberapa bagian dari EQ, entah itu sejumlah 3,4,5 atau 6 bagian. Yang jelas prinsip pembagian yang dipakai dari EQ jenis ini adalah berdasarkan 3 pembagian dasar frekuensi yaitu low, mid, hi. Dari ketiga klasifikasi ini terdapat fitur tambahan yang dibuat oleh pabrikan pembuat EQ, yaitu fitur frekuensi dan Q.
Fungsi fitur frekuensi sering ditambahkan untuk menambah detil dari salah satu dari frekuensi low atau mid atau hi. Sebagai contoh, untuk menambah detil frekuensi dari suara vokal manusia, sering ditambahkan (boost) frekuensi antara 6 – 8 kHz sebesar 1 dB atau 2 dB. Contoh yang lain adalah untuk mengurangi suara popping yang dihasilkan dari mic, frekuensi antara 80 – 100 Hz dikurangi (cut) sebesar 6 dB.
Fitur tambahan yang berikutnya adalah curve shapeness atau yang lebih dikenal dengan istilah Q. Fitur ini berfungsi untuk memperlebar atau mempersempit karakteristik dari sebuah frekuensi. Sebagai contoh, bila EQ jenis ini dipakai pada aplikasi monitor speaker, maka sering kali digunakan Q yang relatif tinggi atau sering disebut high Q atau narrow band reject mode, artinya ada frekuensi-frekuensi tertentu yang dipotong untuk mengurangi feedback yang ditimbulkan dari speaker.
Jenis EQ yang kedua adalah Parametric EQ, yang terdiri dari hanya beberapa bagian dari EQ, entah itu sejumlah 3,4,5 atau 6 bagian. Yang jelas prinsip pembagian yang dipakai dari EQ jenis ini adalah berdasarkan 3 pembagian dasar frekuensi yaitu low, mid, hi. Dari ketiga klasifikasi ini terdapat fitur tambahan yang dibuat oleh pabrikan pembuat EQ, yaitu fitur frekuensi dan Q.
Fungsi fitur frekuensi sering ditambahkan untuk menambah detil dari salah satu dari frekuensi low atau mid atau hi. Sebagai contoh, untuk menambah detil frekuensi dari suara vokal manusia, sering ditambahkan (boost) frekuensi antara 6 – 8 kHz sebesar 1 dB atau 2 dB. Contoh yang lain adalah untuk mengurangi suara popping yang dihasilkan dari mic, frekuensi antara 80 – 100 Hz dikurangi (cut) sebesar 6 dB.
Fitur tambahan yang berikutnya adalah curve shapeness atau yang lebih dikenal dengan istilah Q. Fitur ini berfungsi untuk memperlebar atau mempersempit karakteristik dari sebuah frekuensi. Sebagai contoh, bila EQ jenis ini dipakai pada aplikasi monitor speaker, maka sering kali digunakan Q yang relatif tinggi atau sering disebut high Q atau narrow band reject mode, artinya ada frekuensi-frekuensi tertentu yang dipotong untuk mengurangi feedback yang ditimbulkan dari speaker.