Ads 468x60px

Memahami Titik Perpotongan Frekuensi

MENENTUKAN TITIK PERPOTONGAN FREKUENSI UNTUK SUBWOOFER
Berapakah titik perpotongan frekunsi sebuah subwoofer? Beberapa teman lebih menyukai suara subwoofer yang menyentak dan mereka mengusahakan agar subwoofer yang mereka miliki bersuara demikian. Anehnya semakin mereka berusaha justru suara yang kurang nyaman dan agak sedikit pecah yang terdengar.

Titik Perpotongan Frekuensi
Pada artikel sebelumnya mengenai suara subwoofer telah disinggung salah satu faktor penentu adalah titik perpotongan subwoofer dengan speaker full range. Banyak pertanyaan yang timbul, berapakah titik perpotongan frekuensi untuk sebuah subwoofer? Dapatkah subwoofer saya dipaksa untuk menghasilkan suara yang menghentak dengan menaikkan titik perpotongan frekuensi? Inilah pertanyaan yang timbul pada saat subwoofer kita bermasalah dan tidak memperdengarkan suara yang menghentak.
Belum tentu usaha ini berhasil, karena setiap subwoofer memiliki karekternya masing-masing. Ada beberapa jenis subwoofer yang hanya dapat menghasilkan suara rendah saja, tanpa dapat menghasilkan suara hentakan. Ada beberapa jenis subwoofer yang hanya dapat menghasilkan suara hentakan saja tanpa suara rendah. Jadi belum tentu dengan menggeser titik perpotongan frekuensi subwoofer ke arah suara hentakan (100 Hz – 125 Hz) akan menambah suara hentakan. 

Berapa Titik Perpotongan Subwoofer Yang Tepat?
Titik perpotongan frekuensi yang tepat dapat kita peroleh dengan jalan mempelajari respon frekuensi subwoofer dan speaker full range yang kita gunakan. Titik perpotongan frekuensi yang tepat dapat kita lihat dengan menggunakan alat sederhana seperti RTA (Real Time Analyzer). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

•Salurkan suara pink noise ke sitem anda melalui mixer.
•Putarlah knob volume power untuk subwoofer ke tingkat kekerasan suara yang kita inginkan. Ini kita lakukan tanpa mengeset titik perpotongan frekuensi pada loudspeaker manajemen atau crossover aktif sebelumnya.
•Ukurlah respon frekuensi yang dihasilkan oleh subwoofer, dan simpan dalam memori RTA kita.
•Kemudian ulangi prosedur yang sama untuk speaker full range kita.
•Bandingkan kedua memori, dan perhatikanlah di mana kedua respon frekuensi berpotongan, di seputar titik pesilangan tersebutlah kita dapat mengeset titik perpotongan frekuensi antara subwoofer dan speaker full range.

Mohon di ingat, prosedur ini harus kita lakukan sebelum kita mengeset filter perpotongan frekuensi.
Jika titik perpotongan frekuensi sudah kita dapatkan, diusahakan jangan mengubah kembali volume power. Dengan mengubah volume pada power, ini akan sama dengan anda menambahkan sinyal yang keluar dari power anda menuju speaker, dengan demikian anda akan menaikkan respon frekuensi dari speaker anda. Akibatnya, jika anda menaikkan volume pada power subwoofer, maka rentang frekuensi subwoofer akan banyak yang saling tumpang tindih dengan rentang respon frekuensi speaker full range. Kejadian ini dapat mengakibatkan efek saling menghilangkan pada rentang frekuensi speaker full range di frekuensi tertentu. Atau jika volume pada power subwoofer dan speaker full range kita naikkan maka akan terjadi jurang antara rentang frekuensi suboofer dan speaker full range. Mengganti power dengan watt yang lebih besar atau pun lebih kecil akan mengakibatkan kejadian yang sama.

Jenis Filter dan Kemiringan Filter Crossover
Jenis filter yang kita gunakan akan berpengaruh kepada suara yang dihasilkan apakah itu Bessel (Bes), Butterwoth (But), Linkwitz-Riley (L-R atau Link), NTM, atau Chebyshev. Masing-masing filter memiliki karakternya tersendiri, tidak dapat saya mengatakan Linkwitz-Riley lebih baik dari yang lainnya. Ada orang lain yang mengatakan bahwa Butterwoth lebih baik. Saya sarankan untuk anda lebih banyak melihat respon frekuensi speaker anda melalui RTA. Banyak hal yang mencakup jenis filter ini dan penulis tidak dapat menuliskannya di sini. Seperti misalnya penguatan pada ujung titik perpotongan frekuensi, pergeseran fasa, dan lain-lain.
Kemiringan filter pada titik perpotongan frekuensi sangat penting, karena akan berkaitan dengan berapa banyak tumpang tindih rentang frekuensi yang kita inginkan antara subwoofer dengan speaker full range. Securam-curamnya kemiringan filter tidak mungkin kita mendapatkan area rentang frekuensi yang tidak bertumpang tindih, selalu akan ada area yang bertumpang tindih. Harap menjadi catatan kita bahwa semakin besar angka pada kemiringan filter akan semakin besar pula pergeseran fasa dan delay dari setiap respon frekuensi komponen speaker.
Jika kita menggunakan loudspeaker manajemen atau crossover aktif maka kita dapat memilih besarnya kemiringan filter yang kita inginkan, apakah 6 dB per oktaf, 12 dB per oktaf, 18 dB per oktaf, 24 dB per oktaf, hingga 48 dB per oktaf, bahkan ada pula yang membuat hingga 54 dB per oktaf. Memang semakin tinggi besaran angka filter, akan semakin curam kemiringan filter pada titik perpotongan frekuensi dan akan mengurangi kebocoran frekuensi ke area rentang frekuensi untuk speaker lainnya.


Memaksakan Kehendak
Setelah kita mengetahui respon frekuensi suboofer membuat kita mengetahui kemapuan subwoofer kita dan karakter subwoofer kita. Banyak orang yang menyangka speaker dapat mengikuti kemauan mereka, sekali lagi penulis tegaskan kita tidak dapat memaksakan kehendak kita untuk membentuk suara speaker seperti yang kita inginkan. Melainkan kita yang harus mengikuti karakter dan kemauan speaker yang kita gunakan, karena setiap speaker memiliki keterbatasan kemampuan menghasilkan suara dan frekuensi respon sendiri. Jika kita paksakan, mungkin saja subwoofer dapat menghasilkan suara yang kita inginkan, tetapi kemungkinan kita membuat daunnya sobek, koilnya terbakar, atau konus speaker yang lompat salah posisi. Tentu saja kalau ini terjadi subwoofer kita akan rusak.
Keadaan yang lebih parah apabila kita tidak menyadari bahwa kita menaruh subwoofer di dalam ruangan. Jangan kita lupakan bahwa ada hubungan antara suara yang dihasilkan subwoofer dengan ruangan. Seperti misalnya, ruangan dengan ukuran tidak mencapai 4 meter maka jangan kita berharap subwoofer dapat bersuara dengan baik, mengapa demikian? Suara 40 Hz untuk mencapai 1 gelombang penuh pada suhu 24ÂșC adalah 8,64 meter, sedangkan 100 Hz pada kondisi yang sama adalah 3,46 meter. Apa yang kita dapatkan dari ukuran panjang gelombang ini? Frekuensi 100 Hz dapat terdengar dengan baik jika ruangan mencapai 4 meter, tetapi untuk 40 Hz kita mungkin tidak dapat mendengarnya dengan baik.

Efisiensi Power
Titik perpotongan frekuensi sebenarnya berguna untuk membatasi kerja dari pada speaker. Membuat speaker bekerja secara efisien pada rentang frekuensi yang telah kita set dan membuat seluruh tenaga power terpusat hanya pada rentang frekuensi tersebut. Di dunia audio Profesional, belum ada sebuah komponen speaker yang mempu menghasilkan suara keras dan seluruh frekuensi dihasilkan secara efisien. Tetap harus terdiri dari beberapa komponen, dan beberapa power agar efisien dan dapat dimanipulasi secara elektronik.
Perhatikanlah kemampuan speaker pada saat kita mengeset titik perpotongan frekuensi. Seperti sebelumnya telah dibahas bahwa besarnya watt power akan mempengaruhi rentang frekuensi sebuah speaker. Janganlah terlalu besar memberikan power kepada suatu speaker dengan kemapuan yang terbatas, dan jangan pula mengurangi watt dari power yang dibutuhkan. Dengan mengurangi watt, speaker tetap bersuara, akan tetapi daun woofer manjadi malas bergerak karena kurangnya daya dorong. 
Kekurangan watt akan mengakibatkan power cepat kelebihan beban dan membuat lampu clip menyala. Ada beberapa komponen subwoofer yang tahan akan clipping, tetapi ada beberapa komponen lainnya yang segera rusak setelah beberapa kali clipping saja. Mengapa lampu clipping menyala? Karena watt power kecil, maka kita akan merasa kurang dengan suara subwoofer, kita angkat volume suara rendah pada mixer terus menerus. Dan pada akhirnya power menjadi kelebihan beban dan clipping. Mengapa kita merasa kurang volume? Karena area kerja subwoofer atau rentang frekuensi subwoofer manjadi sangat kecil, bahkan di bawah dari apa yang kita inginkan. Karena area yang sedemikian kecilnya, maka subwoofer selalu dirasakan kurang bertenaga.


Suatu Konsep Yang Selaras
Titik perpotongan frekuensi, kemiringan titik perpotongan frekuensi, kerja power, dan efisiensi kerja speaker.
Akan tetapi jangan usaha kita menjadi sia-sia jika kita menempatkan sebuah subwoofer dalam ruangan, jika ruangan tersebut tidak mendukung agar subwoofer mengeluarkan suara yang kita inginkan. Periksalah ukuran ruangan dengan seksama dan perhatikan dinding bagian manakah yang mungkin menghasilkan pantulan balik dan merusak titik perpotongan frekuensi.
 

Multi Electronics

Asia Road No.1/11, Medan City North Sumatera Indonesia 061-7347357
Contact Person: Arvin

Supported by: Blueray Cargo

Blueray are the best forwarding company which are breaking trading limit between China and Indonesia

Like This Pages

Please give your vote or like at the Facebook button above.